Thursday, October 18, 2018

Download Buku Meneliti Itu Seru!!!


Ikut menghadiri kegiatan Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat SMA/MA 2018 merupakan kesempatan emas. Kesempatan itu penulis ambil untuk banyak menimba ilmu khususnya ilmu dibidang kepenelitian untuk membimbing siswa. Selain melihat exspo hasil penelitian siswa finalis OPSI perwakilan provinsi masing-masing, penulis juga dapat kesempatan untuk mengikuti seminar dengan tema Meneliti Itu Seru!!! yang merupakan tema OPSI tahun ini.
Wah senangnya lagi setiap peserta seminar dapat buku Meneliti Itu Seru!!! Terbitan Kemdikbud yang tidak diperdagangkan lho. Nah berikut sekilas isi buku tersebut:
Pada bagian awal dituliskan tentang Pelopor Peneliti Dunia yang mengulas kisah Archimedes, Ibnu Sina, Alexander Flemming dan Mark Zuckerberg. Dilanjut dengan kilasan tentang kisah peneliti muda Indonesia yang telah juara ditingkat Internasional yang di rangkum dalam tajuk Dunia memerlukanmu, Peneliti Muda!
Berikutnya buku ini sendiri terdiri dari 6 bab yang mengulas tentang bagaimana meneliti, menemukan ide, publikasi hasil penelitian hingga etika dalam penelitian. Nah lebih detail lagi teman-teman yang kemarin tidak berkesempatan hadir dan ingi tau tentang serunya meneliti dapat kalian lihat video diatas, berikut sekaligus dapat kalian dapatkan link Dwonload e-booknya lho. Wah pasti kalian suka kan?



Tuesday, October 16, 2018

Menggagas Kurikulum Bencana


Tayang di Opini Koran Tribun Jateng
Selasa, 16 Oktober 2018
Berita duka dari 2090 lebih korban jiwa tersugguh dihadapan kita dari bencana gempa tsunami Palu dan Donggala. Belum sembuh pilu ini dari duka sebelumnya ditambah lagi gempa Situbondo yang juga memakan korban jiwa. Memang tsunami, gempa bumi, putting beliung, badai petir, tanah longsor, gunung meletus, kebakaran hutan, luapan lumpur, rob, banjir, kekeringan hingga likuivasi adalah deretan bencana alam yang bisa dikata familier ditelinga kita. Mengingat bencana-bencana itulah yang sering menimpa negrikita, seakan tiada henti sejak Tsunami Aceh tahun 2004 hingga sekaran bencana silih berganti menimpa Negara kita. Bahkan tidak cukup sampai disitu, runtutan potensi bencana yang mungkin menerpa bisa dikatakan merata dari Sabang sampai Merauke. Maka tidak salah jika kita mengatakan bahwa Indonesia merupakan daerah rawan bencana. Lantas sudah siapkah kita menghadapi semua itu? Tentu tidak semua orang menjawab siap, mengingat setiap terjadi bencana, setiap kali pula hal tersebut memakan banyak korban jiwa.
Melihat kenyataan tersebut sepertinya sudah saatnya kurikulum bencana diintegrasikan kedalam kurikulum pembelajaran nasional. Buku saku panduan bencana memang sudah disusun dan diedarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sejak 2017 lalu. Didalam buku saku tersebut dikatakan bahwa adanya buku itu tidak menjamin keselamatan, namun memberikan pedoman secara umum untuk kesiap siagaan. Latihan merupakan upaya nyata untuk meningkatkan kesiap siagaan menghadapi bencana. Tapi kenyataan dilapangan belum semua masyarakat atau khususnya intitusi pendidikan melakukan simulasi seperti apa yang telah diarahkan dalam buku saku tersebut. Sekali lagi implementasi kurikulum bencana perlu sejak dini diterapkan di kurikulum nasional, minimal terintegrasi dalam kurikulum pramuka yang sudah diwajibkan untuk seluruh siswa. Ataupun diselipkan dibeberapa materi pelajaran yang berkaitan dengan bencana baik di IPA maupun di mapel Geografi.
Lantas mulai darimana? Pertannyaan berikutnya yang mugkin muncul di benak kita. Tentu tiap daerah mempunyai karakter topografi yang berbeda, lewat BMKG tentu kita bisa mendapatkan data dan prediksi bencana apa saja yang mungkin melanda wilayak kita. Dari data itulah dapat kita petakan  semacam zonasi wilayah rawan bencana, untuk itu kurikulum bencana yang sesuai dengan karakteristik masing masing daerah tersebut yang minimal wajib disampaikan dan diketahui oleh siswa maupun warga sehingga kapanpun terjadi bencana tentu mereka sudah siap dalam penanggulangannya. Dan tentu setiap bencana memiliki penanggulangan, penanganan, cara penyelamatan diri hingga cara evakuasi yang berbeda. Tidak salahkan kalau kita sebagai siswa maupun wargga sudah lihai dalam urusan itu semua. Sehingga jika terjadi bencana kitapun siap membantu evakuasi tanpa harus menunggu dan mengandalkan bantuan utama dari BNPB.
Berdasarkan hal tersebut, ada tiga hal yang wajib kita kuasai dalam penanggulangan bencana berdasarkan karakteristik yang dimiliki masing-masing bencana versi www.hopeindonesia.org. Pertama, mulai dari pahami karakteristik masing-masing bencana yang ada. Mulai dari karakteristik, jika mungkin tanda-tanda/gejala, bisa dari detektor yang ada ataupun prediksi dari BMKG setempat. Hingga posisi pengamanna diri saat terjadi bencana sangatlah perlu kita ketahui untuk meminimalisir terjadinya korban jiwa.
Kedua, kenali dan waspadai resiko yang mungkin akan terjadi saat terjadi bencana alam tersebut. Tentu beda bencana beda pula resiko yang ditimbulkan. Dan tentu hal tersebut tidak akan diketaui dan dimengerti kalau tidak disampaikan atau diajarkan ataupun disimulasikan. Yang sudah sering kita lihat dibeberapa tempat adalah tulisan jalur evakuasi ataupun titik kumpul, hal tersebut menunjukkan kewaspadaan dan kesiapan diwilayah tersebut jikalau terjadi bencana. Tapi sudahkah semua begitu? Tentu belum jawabnya.
Ketiga, tangani. Penanganan sebelum, saat dan pasca terjadi bencana tentu berbeda. Penangan sebelum artinya siapapun wajib tahu ilmu penyelamatan ataupun penanggulangaan saat terjadi bencana, untuk itu ilmu tersebut peril disampaikan dikurikulum pembelajaran. Sedangkan saat terjadi bencana tentu implementasi dari ilmu yang telah kita dapat dan pelajari untuk penyelamatan diri, baik untuk menyelamatkan diri sendiri maupun upaya penyelamatan kepada orang lain. Dan tentu untuk melatih hal tersebut butuh simulasi sebelumnya agar kesiap siagaan atau kecakapan selalu ada pada masing-masing siswa dan masyarakat.
Terakhir penanganan pasca atau setelah terjadi bencana atau bisa dikata evakuasi. Apakah kita harus menunggu dari Basarnas turun lapangan? Ataukah kita harus segera bertindak? Kalau kita tahu ilmunya tentu segera bertindak adalah pilih tepat untuk kemungkinan menyelamatkan orang lain yang masih bisa tertolong. Jika ketiga hal tersebut sudah dikuasai siswa sejak dini tentu kesigapan saat mereka besar kelak akan tumbuh dan tentu harapan banyaknya korban jiwa akan terminimalisir saat terjadi bencana. Sekarang bukan lagi sekedar hanya menggalang dana tapi juga aksi nyata untuk selalu siaga dalam menghadapi bencana. Semoga!







Saturday, October 13, 2018

7 Hal yang Dibutuhkan Bagi Peneliti Belia


Berani Berkreasi, Berani Berinovasi” itu lah tema yang diambil dalam Fun Seminar Riset Itu mennyenangkan yang dibawakan oleh dua pembimbing riset di SMA Kebon Dalem  Sabtu 13 Oktober kemarin. Sekolah yang memiliki branding Sekolah Riset ini telah sukses diberbagai ajang perlombaan karya tulis ilmiah remaja baik di tingkat kota hingga internasional. Hal tersebut tidak lepas dari duet maut pengajar Biologi dan Fisika disekolah itu. Lewat keuletan dan kreatifitas mereka mampu membangkitkan semangat anak untuk mencintai dunia penelitian, terlebih laoran riset telah dijadikan syarat kelulusan bagi siswa disana. Dalam kesempatan ini beliau berdua mengundan sekolah mitra untuk sekedar berbagi pengalaman, suka duka hingga kiat sukses dalam menggeluti dunia riset dikalangan remaja.

       Kemampuaan meneliti layaknya dimiliki oleh setiap remaja, mengingat maju dan tidaknya suatu Negara tidak lepas dari suksesnya dunia penelitian yang ada di Negara tersebut. Kemampuan 5M yang wajib terintegrasi dalam setiap pembelajaran haruslah melekat pada diri anak. Karena dengan kemampuan tersebut anak akan dapat menemukan, mengolah, menganalisis hingga memecahkan masalah yang ada disekitar, baik masalah lingkungan maupun masalah sosial. Untuk mendukung hal tersebut tentu sekolah perlu menggandeng universitas ataupun universitas yang turun lapangan untuk menularkan ilmu-ilmu baru yang ada. Sehingga kedepan riset sudahlah menjadi bagian dari hidup setiap warga, nah dengan begitu berita-berita hoax tak lagi bisa mengena masyarakat kita.

         Dalam sesi materi, Vera Natalia selaku guru pembimbing tim riset biologi menyodorkan selembar daun kering kepeserta,
“Kira-kira kalau kita dikasih selembar daun kering mau tidak?
“Mau”, jawa peserta.
“Tapi kalau saya suruh bayar Rp. 10.000 apakah masih mau?” imbuhnya.
“Peserta pikir-pikir”,

         Dalam dunia riset hal yang layaknya menjdai sampah bukan tidak mungkin menjadi barang yang nilainya menjadi berlipat ganda. Tentu dengan inovasi dan kreativitas untuk mengkreasi barang tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat. Menarik bukan? Untuk itu bagi kalian para peneliti belia, calon peneliti massa depan dunia perlu mencermati 7 kunci yang dibutuhkan bagi peneliti belia ala Ibu Vera Natalia, S.Si dari SMA Kebondalem.
Berikut 7 Hal yang Dibutuhkan Bagi Peneliti Belia:

1.   Waktu
Pengorbanan waktu tentu dibutuhkan untuk melakukan penelitian, ketinggalan pelajaran dari teman yang lain tentu itu wajar karena disaat yang lain pelajaran kalian melakukan penelitian. Lembur untuk membuat laporan penelitiaan pun sudah layaknya kalian lakukan untuk menang.

2.   Love
Lakukan semua proses dengan cinta, karena dengan cinta hal seberat apapun, sesulit apapun akan terasa lebih ringan, gampang dan menyenangkan. Hehe layaknya saat kalian jatuh cinta, apapun akan kalian lakukan untuk sang pujaan.

3.   Spirit
Semangat untuk terus berjuang melakukan yang terbaik untuk kemenangan tentu wajib hukumnya bagi kalian hingga penelitian kalian berhasil.

4.   Kreatif
Sentuhan kreatifitas sangatlah dibutuhkan untuk mengubah hal-hal yang tidak beermanfaat menjadi bermanfaat. Terlebih hingga bisa menghasilkan uang, kreativitas sangat dibutuhkan disitu.

5.   Power
Selain semagat, power atau tenaga ekstra dalam melakukan penelitiaan juga perlu menginggat terkadan dalam penelitiaan tertentu membutuhkan waktu ekstra sehingga tenaga ekstrapun wajib dalam menjalaninya.

6.   Passion
Apahalnya jika passion tidak ada pada diri kalian? Bosan tentu akan melanda dan ujung-ujungnya kemauan untuk mencobapun tidak akan muncul. Untuk itu lakukan dengan enjoy dalam melakukan penelitiaan selayaknya kalian melakukan hobby kalian. Hehe tentu jangan sampai beralasan ini bukan passion saya maka saya tidak akan melakukan penelitian ya!

7.    Fokus
Terakhir tentu kalian wajib fokus dalam melakukan penelitian, karena ini butuh keseriusan kalau kalian ingin menang. Saat kalian fokus tentu akan menghasilkan produk penelitian yang luar biasa bahkan dengan hanya mengganti beberapa variable satu penelitian yang kamu temukan akan bisa digunakan untuk berbagai judul penelitian. Hehe “Terus Fokus, satu titik, hanya itu, titik itu, tetap fokus kita kejar dan raih bintan ….” Itusih kata Via Vallen.

So semangat meneliti untuk berprestasi ya kaka'!

Friday, October 12, 2018

Kisi-Kisi dan latihan soal TO1 IPA 18/19

Wah Semangat! anak-anakKu, bentar lagi gak terasa dah mau Try Out 1 mandiri ni!
Tentu sudah siap bukan?
Tentu!
Mantap nih, sampai-sampai saking semangatnya pinjem buku adik kelas, weee buku kalian kemana kakak?

Gambar terkaitNah untuk mendampingi kalian belajar berikut Sir_m03L sampaikan kisi-kisi beserta latihan soalnya nih.
silahkan klik link berikut untuk mendownload:

dalam materi ini Sir_m03L sampaikan materi SKL dan Idikator UN 2018 beserta latihan soalnya. kerjakan dengan semangat dari setiap soal agar kalian lebih memahami masalah dari indikator yang disampaikan!

Semangat belajar yak!
Fokus, yakin bisa n selalu pegang prinsif KEJUJURAN yak agar lebih berkah ilmu yang kalian dapat! Serta endingnya sekolah harapan dapat kalian raih. Aamiin!

Tuesday, October 9, 2018

Mulai dari Nol

Bertemu teman baru, komunitas baru yang didampingi langsung oleh para maestro yang telah mendunia dengan karya kartoonnya tentu merupakan kesempatan langka. Kesempatan itu pun saya ambil dari Gold Pencil Indonesia untuk dapat menambah ilmu baru, ilmu yang bisa dikata lintas jalur dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan maupun keahlianku sebelumnya. Namun semangat berkarya dan berprestasi banyak saya dapatkan disini. Dua hari belajar menggambar yang tanpa dasar kemampuan sebelumnya, mulai dari nol. Akankah saya bisa menghasilkan karya bagus dibidang kartoon kedepannya?
"Bisa!" Jawab Coach Jitet yang telah menjelajah dunia dengan kartoonya.
Apa kuncinya?
Pertama, "Yakin", asal kalian yakin bisa tentu pasti bisa. Tidaklah mungkin kalian akan menghasilkan karya bagus jikalau kalian tidak yakin akan kemampuan kalian.

Kedua, "Terus berkarya", keyakinan sajapun tidak akan cukup jikalau kalian ogah-ogahan dalam berkarya. Mengingat menggambar mengandalkan skill, tentu itu perlu kita latih terus menerus sampai menjadi expert. Ingat teori 10.000 jam bukan? Hal tersebut dapat anda mulai dengan memaksa diri untuk mengambil pilihan dan mulai membuat jadwal untuk diri sendiri untuk terus mengeksplor kemampuan kalian.

Ketiga, "Ikuti isu Nasional maupun Internasional", cari berita dari media tarik isu isu tersebut ke komik.
Tuangkan ide mateng dari situ, cari icon yang mendalam tuangkan kedalam sebuah karya untuk menyampaikan pesan yang mendalam. Karena dalam dunia kartoon ide itu sentral.

Keempat, Kendalikan mood, karena kita tahu semangat selalu saja turun-naik,  jangan mepet persiapkan matang lakukan dikit demi sedikit dalam membuat karya hingga yakin karya kalian menjadi luarbiasa.

Adapun menurut master Jitet untuk menggali ide dalam pembuatan kartoon beliau sampaikan sebagai berikut:
1. Analogi
2. Membenturkan antara yang kuat dengan yang lemah
3. Membandingkan
4. Otak atik gatuk
5. Parodi
6. Memutarbalikan Logika
7. Plesetan

"Ide datang sekilas lalu melintas, dan itu harus langsung kalian tangkap." (Jitet Koestana)