Wednesday, September 5, 2018

Trik Menjadi Guru Kreatif

(Telah  dipublikasikan dalam artikel Untukmu Guruku Jawa Pos Radar Semarang 
Minggu, 22 Februari 2016)

Semua ini berawal dari pesan Bapak Tarno Swito yang beliau sampaikan sebelum saya masuk kuliah di UNDIP karena Beliau menginginkan anaknya menjadi orang sukses. Masih teringat jelas kata-kata itu, “Le dadhio wong sing betah ngeleh lan melek, pinter mikir lan ndzikir, biso o rumongso ojo rumongso biso!”. Tiga pesan itu yang selalu saya tanamkan pada diri saya pribadi, bahkan saya ajarkan pada keluarga dan anak-anak didik saya disekolah.

Orang bilang mimpi jangan terlalu tinggi, takut kalau jatuh sakit dan mati. Hal tersebut terkadang membuat kita lemah sehingga takut untuk bermimpi yang sebenarnya hanyalah tendensi dari sebuah kemalasan. Karena jika memang mimpi kita besar maka harus besar pula perjuangan dan pengorbanan kita. Tidak sedikit orang yang punya mimpi besar dan gagal hanya karena kurang dalam berjuang dan berkorban untuk mewujudkan mimpi itu. Untuk itu yang pertama harus dimulai dari keberanian untuk bermimpi besar disertai usaha yang besar pula. 

        Kedua, kemauan untuk terus mikir (belajar) merupakan inti untuk terus bisa berinovasi, karena tanpa dasar ilmu yang kita dapat dari membaca dan belajar bahan  untuk berinovasi dalam pikiran kita akan kosong dan mustahil untuk muncul ide-ide kreatif. Ada lima hal yang perlu kita tekankan dalam membuat karya inovatif, yaitu :
1. Ada nilai kekinian/kebaruan dalam karya kita, bahkan kalau bisa belum pernah ada sebelumnya.
2. Dapat diaplikasikan sesuai bidang karya kita, bisa dalam bidang kesehatan, pendidikan, industry dan lain sebagainya.
3. Mudah ditiru kembali, dalam artian jika orang lain ingin memanfaatkan karya kita, maka mereka tidak kesulitan untuk membuatnya kembali.
4. Ada nilai harapan untuk dapat dikembangkan lagi dari karya kita. Baik nantinya oleh diri kita maupun oleh orang lain yang ingin lebih mendalami lagi, tentu dengan etika yang berlaku.
5. Marketable (laku dipasaran), dapat diproduksi kembali dengan biaya yang terjangkau yang akhirnya akan bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Untuk bidang tertentu point kelima ini tidak harus terpenuhi, akan tetapi point 1-4 minimal harus bisa terpenuhi.
Dari penerapan point-point tersebut Alhamdulillah hasil karya penulis (Mobil Udara 003) berhasil menjadi Juara 1 Lomba Kreatifitas Guru Nasional 2015 yang diselenggarakan oleh Kemdikbud serta Juara 2 lomba Inovasi Praktikum MIPA Nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Pendidikan MIPA UNNES tahun 2015 kemarin.

          Ketiga, kalau semua itu sudah tercapai maka jangan pernah mudah merasa puas (rumongso biso), tetap terus berpikir lakukan evaluasi untuk terus mengembangkan inovasi (biso rumongso). Dan yang terpenting jangan pernah merasa sombong atas capaian dan prestasi kita. Teruskan dengan diskusi dan jalin komunikasi dengan orang yang lebih ahli dari diri kita untuk terus dapat meningkatkankan penguasaan ilmu kita.

           Terakhir, betah ngeleh (puasa), melek (solat malam) lan ndzikir (berdoa) tentu harus tetap kita jalankan sebagai bentuk syukur atas pencapaian dan tentu juga sangat kita perlukan untuk memperkuat doa atas usaha yang kita lakukan. Sebagai penutup mengutip kata-kata mantan Presiden kita bapak Susilo Bambang Yudoyono bahwa “Hanya dengan berpikir besar dan berkarya besar, bangsa ini menjadi bangsa yang besar”. Semoga ada manfaat. Amin.

No comments: